Meneladani Keteguhan Nabi Ibrahim AS dan Keluarganya

Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan istimewa bagi umat islam karena adanya beberapa peristiwa penting dalam bulan tersebut, salah satunya adalah pelaksanaan Ibadah Haji yang merupakan rukun islam ke 5, hukumnya wajib dijalankan bagi umat islam yang sudah mampu. Selain itu, bulan Dzulhijjah juga berkaitan erat dengan kisah keluarga Nabi Ibrahim As dimana terjadinya salah satu peristiwa yang kita peringati setiap tahunnya yaitu ibadah Qurban. Nabi Ibrahim As merupakan Nabi yang memiliki banyak keistimewaan, salah satunya adalah banyak dari keturunan beliau yang diangkat oleh Allah menjadi Nabi sehingga beliau dijuluki “Bapak dari Para Nabi”. Salah satu keturunan beliau adalah Nabi Muhammad SAW yang memiliki kemiripan baik dari segi fisik, karakter dan kemuliaan. 

Semasa hidupnya Nabi Ibrahim As mengalami berbagai cobaan dan ujian yang luar biasa. Beliau mendapatkan penolakan, cemoohan, dan hukuman dari orang-orang sekitarnya. Dalam pernikahan  yang cukup lama dengan Siti Sarah beliau tak kunjung diberikan keturunan, kemudian beliau menikahi seorang budak bernama Siti Hajar dan dikaruniai seorang anak yang shaleh yang diberi nama Ismail As. Tidak sampai disitu ujian beliau, setelah anak yang disayanginya lahir beliau harus meninggalkan Siti Hajar dan Ismail As di gurun pasir tanpa adanya perlindungan dan sumber makanan, hingga akhirnya setelah berkumpul kembali dengan anak yang sangat dicintainya, turun perintah dari Allah SWT untuk menyembelih Nabi Ismail As yang dengan kasih sayang-Nya, Allah ganti dengan Ibadah Qurban. MasyaAllah ujian beliau sangat berat sekali, hingga Allah SWT memberikan gelar Ulul Azmi, yaitu Rasul pilihan yang memiliki ketabahan yang luar biasa. 

Dalam menghadapi ujian tersebut beliau selalu bersabar dan memegang teguh keimanannya, tidak sedikitpun beliau merasa kecewa kepada Allah namun sebaliknya keimanan beliau semakin bertambah dengan semakin bertambahnya berbagai ujian yang datang. Ujian-ujian dan keimanan tersebut menjadikan Nabi Ibrahim As semakin mulia dan menaikkan drajatnya dihadapan Allah SWT sehingga beliau juga di juluki “The Friend of Allah”, Temannya Allah. Selain itu, Allah mengistimewakan keluarga dan keturunannya Nabi Ibrahim As dimana setiap anggota keluarganya memiliki keunikan dan perspektif yang memberikan hikmah dan pelajaran bagi seluruh umat islam.

Nabi Ibrahim As pada saat itu mengalami penolakan dari ayahnya, keluarga, serta orang-orang sekitarnya karena beliau menolak mengikuti ajaran menyembah berhala dan beliau sangat memegang teguh untuk mengajak orang-orang sekitarnya agar mengikuti ajaran tauhid. Puncak kebencian dari kaum musyrik tersebut adalah mereka membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup, namun Allah telah menurunkan mukjizatnya yaitu Api yang membakar Nabi Ibrahim menjadi dingin dan tidak melukainya sedikitpun. Karena berbagai tekanan dan siksaan dari kaumnya, Nabi Ibrahim dan istrinya yaitu Siti Sarah melakukan perjalanan untuk mencari tempat yang tenang agar bisa menyebarkan dakwah. Siti Sarah merupakan satu-satunya pengikut nabi Ibrahim yang setia dan memiliki ketaatan yang luar biasa. Siti Sarah juga merupakan sosok perempuan yang sangat cantik, taat dan setia, namun pada saat itu mereka belum dikaruniai anak padahal usia pernikahan mereka sudah berlangsung lama. 

Suatu hari Nabi Ibrahim dan Siti Sarah sampai di Mesir dan mereka bertemu dengan Fir’aun yang merupakan raja mesir pada saat itu. Fir’aun terkenal dengan raja yang kejam, dimana apabila ia bertemu dengan wanita yang sangat cantik maka ia tidak akan segan-segan untuk mengambil wanita yang ia sukai dan membunuh suaminya. Saat itu Nabi Ibrahim As mendapat pertanyaan dari Fir’aun mengenai wanita yang bersamanya dan beliau menjawab bahwa Sarah adalah saudara perempuannya. Nabi Ibrahim tidak berbohong dengan perkataannya, karena dalam islam semua muslim adalah bersaudara satu sama lain. Mendengar hal tersebut Fir’aun melepaskan Nabi Ibrahim, namun mengambil dan membawa Sarah ke istananya. 

Saat Fir’aun mencoba untuk mendekati Sarah, dan pada saat itu Sarah telah berwudu kemudian ia mulai berdoa kepada Allah meminta perlindungan: "Ya Allah, engkau Maha mengetahui jika aku hanya beriman Kepada-Mu dan mengikuti Rasul-Mu, maka lindungi lah aku dari laki-laki ini" . Saat Fir'aun mendekat, tiba-tiba tubuh Fir'aun menjadi lumpuh. Melihat hal itu Sarah berdoa kembali "Ya Allah, jika ia mati maka orang-orang akan berkata bahwa aku telah membunuhnya, jangan biarkan ia mati, tahanlah ia dariku". Saat itu Fir'aun tidak mati namun hanya tidak bisa bergerak/lumpuh. Ketika Fir'aun sudah dapat bergerak kembali, ia mencoba untuk mendekati Sarah dan Sarah berdoa hal yang sama. Kejadian tersebut terulang selama tiga kali hingga Fir'aun menyerah untuk mendekati Sarah. Fir'aun memanggil pelayannya dan mengatakan bahwa Sarah bukanlah wanita biasa tapi seorang Jin. Saat itu Fir'aun takut dengan Sarah hingga menyuruh pelayannnya untuk mengawasi Sarah hingga keluar istananya dan memberikan pelayan tersebut kepada Sarah. Pelayan tersebut adalah Siti Hajar yang kemudian hari menjadi budak dari Siti Sarah. 

Hajar mengikuti Sarah dan Nabi Ibrahim kemanapun pergi, hingga akhirnya ia mengenal islam dan menjadi seorang yang beriman. Hajar kemudian menikah dengan Nabi Ibrahim As dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail. Tidak lama setelah melahirkan, Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail disuatu tempat dan saat itu Hajar bertanya "Apakah Allah memerintakan engkau untuk melakukan ini?"dan Nabi Ibrahim menjawab "Ini adalah perintah Allah". Saat itu Nabi Ibrahim membawa Hajar ke Mekkah, disebuah gurun dimana tidak ada seorang pun yang tinggal disana, tidak ada sumber air dan juga makanan. Sebelum meninggalkan Hajar dan Ismail, Nabi Ibrahim membangun area kecil untuk berteduh, menyimpan beberapa kurma dan air kemudian meninggalkan mereka dengan perasaaan yang teramat sedih. 

Saat Nabi Ibrahim mulai berjalan, Hajar bertanya "Apa yang engkau lakukan? Apakah engkau akan meninggalkan kami disini dimana tidak ada makanan dan sumber air? Apa yang akan terjadi dengan kami?" Mendengar hal itu Nabi Ibrahim AS sangat sedih hingga beliau tidak bisa menjawab. Kemudian Hajar bertanya "Apakah ini adalah perintah dari Allah?", Nabi Ibrahim menjawab "Ya". Mendengar hal itu Hajar tidak bertanya kembali, ia menjawab "Allah tidak akan menyianyiakan hambanya dan Allah akan melindungi kami". Siti Hajar memiliki  keyakinan yang kuat bahwa Allah akan melindunginya dan tidak akan meninggalkannya, ia sangat tenang dan tidak khawatir. Nabi Ibrahim pergi dan saat sudah tidak melihat gunung dan tempat ia meninggalkan Hajar dan Ismail, kemudian beliau mengangkat tangan dan berdo'a" 

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ 
Ya Rabb kami! sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, wahai Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.[ Ibrâhîm/ 14: 37] (almanhaj.or.id).

Saat itu Hajar benar-benar memiliki keyakinan bahwa Allah tidak akan pernah menyianyiakan dan meninggalkan hambanya, sebagaimana digambarkan oleh Rasulullah bahwa Allah berfirman mengenai sebuah keyakinan pada saat menghadapi ketidakpastian "Aku sesuai dengan Prasangka dari Hambaku". Ketika berharap kebaikan kepada Allah, maka Allah akan memberikanya, ketika yakin kepada Allah maka Allah akan memberikan jalan kepada hambanya karena Allah sesuai dengan prasangka hambanya. 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675] (rumaysho.com)

Hajar menatap bayi Ismail dimana saat itu panas matahari sangat terik dan ia serta Ismail merasa sangat kehauasan, namun ia tidak memiliki air untuk minum ataupun melihat sumber air disekitarnya. Hajar berdiri di bukit Shafa dan berlari hingga ke bukit Marwah untuk mencari sumber air, hal itu ia lakukan hingga 7 kali, namun tidak kunjung melihat sumber air. Kemudian di bukit Marwah ia melihat malaikat Jibril yang sedang mengguncangkan tanah dengan tumitnya dan keluarlah sumber air yang kita kenal sekarang dengan air zamzam. Hajar khawatir air tersebut akan menggenangi daerah tersebut sehingga ia membendung dan mengumpulkan air kemudian meminum air tersebut dan menyusui bayi Ismail. Malaikat berkata kepadanya, “Janganlah takut binasa! Sesungguhnya di sini ini rumah Allâh (Baitullah). Anak ini dan ayahnya akan membangunnya. Dan sungguh, Allâh tidak akan menyia-nyiakan orang-orang dekatnya" (almanhaj.or.id)

====================================

Keteguhan dan keimanan dari Siti Hajar telah terkenang abadi oleh seluruh umat islam dengan pelaksanaan ibadah sa'i yaitu berlari-lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah yang merupakan  rukun wajib bagi pelaksanaan ibadah haji maupun umroh. Air zamzam yang sampai saat ini kita bisa menikmatinya dengan tidak ada habisnya bukti suatu keberkahan yang telah Allah limpahkan, bermula dari perjuangan Siti Hajar untuk bayi Ismail. Kesabaran Nabi Ibrahim dalam menghadapi cobaan, Ketaatan Siti Sarah dan Keyakinan Siti Hajar merupakan suatu pelajaran yang sangat berharga bagi semua muslim. Semoga kita semua bisa meneladani keimanan Nabi Ibrahim dan keluarganya. Amiin.. 
Nuryanti Dewi Jayanti
Hi, welcome to my blog! I'm Nur, this is my personal blog about lifestyle. I hope you enjoy to read my post :)

Related Posts

8 comments

  1. Aamiin, smoga kita smua bisa meneladani Nabi dan Rasulullah

    ReplyDelete
  2. Masyaallah runtun sekali bahasannya..semoga kita bisa meneladani nabi ya mbaa

    ReplyDelete
  3. Selalu seneng baca kisah nabi. Sarat akan makna dan banyak pelajaran yang bisa di ambil. Semoga kita bisa meneladani kisah nabi ibrahim ini.

    ReplyDelete
  4. Masyaallah banget kisah nabi Ibrahim AS dan nabi Ismail AS. Bukti keimanan nyata seorang hamba kepada Tuhannya

    ReplyDelete
  5. Masya Allah Tabarakallah. Semoga kita mampu meneladani kepatuhan dan keikhlasan keluarga nabi Ibrahim As. Aamiin

    ReplyDelete
  6. Aamiiin, semoga bisa meneladani ya mbaa.. Aku baru denger kisah yg Siti Sarah sama fir'aun, terima kasih sharingnya ya mbaa..

    ReplyDelete
  7. Detail banget tulisannya mba. Aku baru tau kalau Siti Hajar itu awalnya pelayan Firaun

    ReplyDelete

Post a Comment