Fatimah Binti Muhammad - The Leader of Women in Paradise

The Prophet ﷺ said:
“Sufficient for you among the women of mankind are Mariam bint ‘Imran, Khadijah bint Khuwailid, Fatimah bint Muhammad and Asiyah the wife of Fir’awn.”
- Al Tirmidhi - 

Fatimah Binti Muhammad The Leader Woman in Paradise

Pemateri: Ustadz Omar Suleiman

Fatimah binti Muhammad adalah putri ke empat dari Rasulullah SAW dan Khadijah ra yang lahir pada tahun awal kenabian Rasulullah. Fatimah diberi nama oleh Khadijah yang diambil dari nama Ibunya Khadijah. Nama Fatimah memiliki arti full term, artinya ia lahir dalam durasi kehamilan yang normal dan bayi yang terlahir sangat sehat. Fatimah merupakan satu-satunya yang lahir dan tumbuh dalam keadaan islam dibanding saudara-saudaranya yang lain dan merupakan putri Rasulullah yang sangat dekat dengan Rasulullah.

Pada saat awal dakwah islam di Mekkah, Rasulullah sering mendapatkan celaan dan hinaan dari kaum kafir Quraisy yang membenci islam, hingga menerima berbagai pukulan dan lemparan kotoran unta setelah pulang beribadah dari masjidil haram. Ketika Rasulullah pulang kerumahnya dan mengalami luka-luka ditubuhnya, Fatimah ra akan dengan sigap membersihkan luka tersebut dan merawat Rasulullah menggantikan posisi ibunya yaitu Khadijah yang sudah meninggal dunia. Pada umur 10 tahun Fatimah dipanggil dengan sebutan Ummu Abiha, yang artinya Ibu dari ayahnya. Suatu hari Abu Jahal, Ukbah Bin Abdul Muit dan Sayba melemparkan kotoran unta kepada Rasulullah saat beliau sedang shalat di depan Ka'bah dan seseorang memberitahu Fatimah mengenai keadaan Rasulullah. Mendengar Rasulullah dilempar oleh kotoran unta, ditertawakan dan dicemooh, Fatimah langsung berlari ke Masjidil Haram untuk menemui dan melihat keadaan Rasulullah. Saat menemui Rasulullah Fatimah menangis kencang sambil membersihkan punggung Rasulullah dari kotoran. Melihat putri kesayangannya yang kesakitan dan menangis, Rasulullah berkata dengan lembut "Don't cry my daughter, Allah will support your father, Allah will give victory to your father." (Jangan menangis anakku, Allah akan mendukung ayahmu, Allah akan memberikan kemenangan kepada ayahmu). Pada saat itu Rasulullah mengangkat tangan dan berdoa untuk tiga orang yang melawannya yaitu Abu Jahal, Ukbah Bin Abdul Muit dan Sayba, dan ke tiga orang tersebut merupakan orang pertama yang kalah dalam perang Badr.

Fatimah dan Rasulullah sering merasakan kelaparan pada saat pemboykotan terjadi. Suatu hari Rasulullah pulang kerumah dan bertanya kepada Fatimah "Bagaimana kabarmu anakku?", Fatimah menjawab "Aku kesakitan dan bahkan kita tidak memiliki makanan untuk dimakan". Rasululllah berkata "O, anakku yang cantik, apakah kau akan bahagia mendengar ini, Engkau adalah tuan dari semua wanita didunia dan engkau adalah pemimpin dari semua wanita didunia." mendengar hal itu Fatimah berkata "Oh ayah, bagaimana bisa? Bagaimana dengan Maryam?" Rasulullah berkata "Sebaik-baiknya wanita pada zamannya adalah Maryam Binti Imran, dan sebaik-baiknya wanita pada zamannya adalah Khadijah Binti Khuwailid" (H.R. Bukhari, Muslim). 

Menurut beberapa ulama mengapa Fatimah ra yang Allah anugrahkan sebagai wanita pemuka surga dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain, pertama hal itu adalah hadiah dari Allah, karena Fatimah ra merupakan salahsatu wanita yang sempurna imannya dibandingkan dengan saudara-saudaranya. Fatimah tumbuh dengan islam dan mendapatkan pengajaran langsung dari Rasulullah serta mendapat tauladan dari ibunya. Selain itu, Fatimah sangat mirip dengan Rasulullah dalam hal kemuliaan dan ibadahnya, tidak ada makhluk di muka bumi yang mirip dengan Rasulullah selain dari Fatimah. Fatimah lahir dalam masa sulit, tidak dengan kekayaan seperti saudara-saudarnya yang lain. Fatimah selalu mensupport Rasulullah dan menggantikan posisi Khadijah ra yang sudah meninggal dunia. Fatimah dijuluki dengan "Az-Zahra", "The Radiant Face", yang artinya wajah yang berkilau. Fatimah memiliki wajah yang mirip dengan Rasulullah, penuh dengan cahaya dan berkilau. Selain itu dijuluki juga dengan "Al-Batul", yaitu seseorang yang kembali kepada Allah.

Fatimah merupakan orang yang pertama kali Rasulullah temui ketika kembali ke Madinah dan orang terakhir yang Rasulullah temui ketika akan pergi dari Madinah. Abu Sa'labah menceritakan ketika Rasulullah pergi ke medan perang atau pergi ke suatu perjalanan, hal yang beliau lakukan pertama kali adalah pergi shalat 2 rakaat di masjid, kemudian pergi kerumah Fatimah, setelah itu beliau baru mengambil waktu beliau. Bahkan sebelum mengunjungi istri-istrinya, baik ketika akan pergi ataupun pulang dari suatu perjalanan, Rasulullah akan mengunjugi Fatimah terlebih dahulu dan hal tersebut berlangsung bahkan setelah Fatimah menikah. Ini menunjukkan bahwa Rasulullah sangat menyayangi Fatimah,

Dalam suatu riwayat, Aisyah ra pernah menceritakan bagaimana Hubungan Rasulullah dan Fatimah:
"I have never seen a person who resemble with the prophet SAW in his look, in his walk, in his guidance, in his character and in everything that he did, even in his standing up and in his sitting down, the way prophet SAW sit down and stand up, Fatimah look exactly like him, she was copy of Prophet SAW. When she would enter into a room, he would stand up for her and he walk up to her and he kiss on her forehead and then he hold her hand and prophet would sit her down where he was sitting. When prophet enter upon gathering and she wasn't, she would stand up and rush to prophet, she kiss on his forehead, she hold prophet's hand, she sit him down in the chair where he was sitting, and she would kiss both his hand."
(Aku belum pernah melihat seseorang yang menyerupai Rasulullah dalam hal penampilan, berjalan, tingkah laku, karakter dan segala sesuatu yang Rasulullah lakukan, bahkan cara Rasulullah berdiri dan duduk, selain dari Fatimah. Fatimah sangat mirip dan merupakan salinan dari Rasulullah. Ketika Fatimah akan masuk ke dalam ruangan, Rasulullah akan berdiri dan berjalan kearah Fatimah lalu mencium dahinya, memegang tangannya dan mendudukannya dimana Rasulullah duduk sebelumnya. Begitupun sebaliknya, ketika Rasulullah menghadiri suatu acara majelis dan Fatimah tidak ada, maka Fatimah akan berdiri dan berlari ke arah Rasulullah, Fatimah akan mencium dahi Rasulullah, memegang tangan Rasulullah, mendudukan Rasulullah dimana Rasulullah duduk sebelumnya, kemudian mencium kedua tangan Rasulullah). 

Riwayat dari Aisyah ra tersebut menunjukkan karakter Rasulullah SAW yang sangat mulia kepada anak perempuannya. Pada zaman jahiliyah, apabila seorang istri melahirkan anak perempuan, maka suami akan bermuka masam atas kelahiran anak perempuannya tersebut. Rasulullah SAW telah memberikan contoh untuk menyayangi, menghormati dan mencintai anak perempuan. Begitu pun dengan Fatimah ra yang sangat menghormati dan menyayangi Rasulullah SAW. Hubungan spesial antara Rasulullah SAW dan Fatimah ra ini merupakan hubungan yang luar biasa antara ayah dan anak yang merupakan tauladan bagi seluruh umat. 

Pernikahan Fatimah Ra dengan Ali Bin Abi Thalib Ra


Sebelum Fatimah menikah dengan Ali Bin Abi Thalib,  Rasulullah menerima lamaran untuk Fatimah dari kedua sahabat karibnya, yaitu Abu Bakar dan Umar. Pertama, Abu Bakar yang datang kepada Rasulullah, kemudian Umar. Rasulullah meminta waktu kepada Abu Bakar dan Umar untuk memikirkan mengenai lamaran tersebut dan mengatakan bahwa Fatimah masih muda. Pada saat ini Rasulullah memiliki seorang kandidat yang tidak diberitahukan kepada kedua sahabatnya tersebut. 

Suatu hari Ali berada di rumah saudaranya dan salahsatu dari saudaranya menyarankan Ali untuk melamar Fatimah dan seorang pembantu wanita yang berada di rumah tersebut memberi tahu Ali bahwa Rasulullah sudah memperhatikan Ali sejak lama. Namun, Ali merasa tidak percaya diri, apalagi setelah mendengar lamaran dari Abu Bakar dan Umar yang merupakan orang-orang yang mulia dan merupakan sahabat dekat Rasulullah telah ditolak oleh Rasulullah. Dirinya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka, terlebih lagi Ali tidak memiliki mahar untuk menikah dan selama ini hidup dalam kemiskinan. Namun, pembantu tersebut terus meyakinkan Ali, bila Ali datang kepada Rasulullah, maka Rasulullah akan menerima lamaran dari Ali. Kemudian Ali mengatakan bahwa Abu Bakar, Umar dan Saad Bin Abdul Muid juga menyarankan Ali untuk mendatangi Rasulullah.

Setelah Ali memiliki keberanian, ia kemudian datang ke rumah Rasulullah dengan percaya diri. Namun, sesampainya dirumah Rasulullah, ia tidak tidak bisa berkata-kata dan hanya duduk terdiam. Setelah beberapa waktu, kemudian rasulullah menatap Ali dan berkata "Apa yang membawa kedatangmu kesini wahai anak dari pamanku?", Ali sangat gugup saat mendengar pertanyaan Rasululullah hingga Rasulullah menanyakan apakah Ali baik-baik saja. Ali akhirnya bersuara "Saya tidak bisa berkata apa-apa". Rasulullah tersenyum mendengar jawaban Ali dan memahami maksud dari kedatangan Ali, hingga Rasulullah bertanya "Mungkin engkau datang kesini untuk melamar Fatimah?" Mendengar hal itu Ali tertunduk malu kepada Rasulullah "Betul ya Rasulullah". Kemudian Rasulullah bertanya kembali "Apa yang engkau miliki sebagai mahar?", Ali menjawab "Saya tidak memiliki mahar untuk diberikan ya Rasulullah". Rasulullah menatap dan tersenyum kepada Ali dan menunjukkan baju besi yang ada padanya serta menanyakan harga dari baju besi tersebut, Ali menjawab bahwa harganya sekitar 4 dirham. Rasulullah meminta Ali untuk menjual baju besi tersebut sebagai mahar dan kembali kepada Rasulullah.

Rasulullah menemui Fatimah untuk memberitahu bahwa Ali melamarnya dan menanyakan kepadanya apakah bersedia untuk menikah dengan Ali. Raut muka Fatimah berubah menjadi merah karena malu saat mendengar Ali melamarnya, Fatimah merupakan seorang wanita yang memiliki haya dan modesty. Kemudian Rasulullah menanyakan kembali untuk memastikan, namun Fatimah terdiam. Rasulullah sangat mengetahui karakter dari putri kesayangannya, bahwa beliau adalah seseorang yang memiliki haya dan modesty bahkan untuk mengucapkan kata iya. Rasulullah memahami bahwa diam nya Fatimah adalah ia menyetujui untuk menikah dengan Ali. Dalam riwayat diceritakan bahwa Fatimah pernah bercanda dengan Rasulullah dan mengatakan "Engkau menikahkan ku dengan laki-laki yang memiliki perut besar?". Ali merupakan seorang laki-laki yang berpostur tubuh besar dan memiliki biseps pada perutnya, kemudian Rasulullah tertawa mendengar pertanyaan Fatimah dan berkata "Ia adalah sahabat pertama yang masuk islam, ia memiliki ilmu yang mumpuni dan ia memiliki kesabaran yang luar biasa terhadap orang-orang". Dalam kesempatan itu sesungguhnya Rasulullah ingin memperkenalkan karakter Ali kepada Fatimah.

Ali ra akhirnya pergi ke pasar untuk menjual baju besinya, kemudian ia bertemu dengan Ustman yang merupakan menantu dari Rasulullah. Ustman menanyakan harga dari baju besi tersebut, Ali menjawab harganya 4 dirham, kemudian ia ingin membeli baju besi tersebut dan memberikan uang 400 dirham kepada Ali. Setelah itu, Ali kembali kepada Rasulullah menceritakan apa yang terjadi dan menyerahkan uang tersebut. Mendengar hal itu Rasulullah mendoakan Ustman atas kebaikannya.

Untuk persiapan pernikahannya, Ali ra menjual kembali beberapa barang yang ada dirumahnya dan mendapatkan uang 48 dirham dari hasil penjualannya tersebut dan Ali memberikan uang tersebut kepada Rasulullah untuk persiapan pernikahannya. Rasulullah memerintahkan Ali menggunakan uang tersebut untuk membeli parfum dan beberapa furnitur. Pada saat itu, Ali tidak pernah membeli parfum, hingga akhirnya beliau meminta sahabatnya yaitu Bilal untuk menemaninya dan memilihkan parfum untuk Fatimah. Sisa dari uang tersebut ia berikan kepada Ummu Salamah untuk membelikan keperluan pengantin wanita. Rasulullah memberikan uang kepada Abu Bakar ditemani Amar Bin Yasir untuk membelikan baju pernikahan Fatimah dan Ali. Setelah berbagai keperluan pernikahan terkumpul, Rasulullah berdoa untuk keberkahan barang-barang tersebut. Disisi lain, Aisyah dan Ummu Salamah membantu untuk menyiapkan dan membereskan rumah untuk Ali dan Fatimah, sedangkan Rasulullah membantu untuk membuatkan tempat tidur dengan tangannya sendiri.

Rasulullah menikahkan Ali dan Fatimah dengan mahar 400 dirham. Asma meriwayatkan bahwa pernikahan terbaik yang pernah dilihatnya adalah pernikahan antara Fatimah dan Ali. Semua orang Madinah sangat bahagia menyaksikan pernikahan tersebut, walaupun hidangan yang disajikan hanya beberapa kurma. Namun, keberkahan antara pernikahan tersebut dapat dirasakan oleh semua orang yang menyaksikan. Rasulullah pernah bersabda bahwa
"Sebaik-baiknya pernikahan adalah yang paling mudah" (H.R. Dawud)
"Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya" (H.R. Ahmad).

Pada saat walimah Ali dan Fatimah, Rasulullah berkata kepada Ali untuk pulang kerumahnya terlebih dahulu dan memintanya untuk menunggu beliau disana. Fatimah diantar oleh Ummu Salamah ke rumah barunya. Rasulullah datang kerumah mereka dan melihat kedua pengantin sangat gugup dan takut. Rasulullah meminta baik Ali maupun Fatimah untuk tetap duduk ditempat duduknya masing-masing. Rasulullah berjalan menuju tempat air untuk berwudu, setelah itu memanggil Ali. Ali datang, kemudian Rasulullah menuangkan air untuk wudu kepada Ali dan mendoakannya. Setelah itu, Rasulullah memanggil Fatimah dan melihat Fatimah gemetar ketika berjalan kearah Rasulullah. Rasululullah menenangkan Fatimah dan berkata "Jangan khawatir anakku, aku menikahkanmu dengan seseorang yang aku cintai dalam keluargaku, yaitu Ali Ra.". Rasululah membuat wudu dan mendoakan Fatimah dengan doa yang sama dengan Ali sebelumnya.
Allahumma Barikfihima, wabarikfihima, wabarikli fi siblihima
Ya Allah blessed them what between them, upon them, and their offspring. 
(Ya Allah berkahilah apa yang ada diantara mereka, pada diri mereka dan keturunnya)
Setelah berdoa untuk keduanya, Rasulullah pun pergi meninggalkan keduanya.

Keluarga Fatimah Binti Muhammad RA

Suatu hari Ali dan Fatimah pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai siapa yang paling dicintai Rasulullah diantara mereka berdua, kemudian Rasulullah menjawab "Fatimah lebih kucintai daripada engkau, namun engkau lebih berharga daripada dia" (H.R. Bukhari). Kalimat Rasulullah tersebut menunjukkan bahwa keduanya merupakan orang-orang yang sangat Rasulullah cintai.

Keluarga Fatimah Ra dan Ali Ra


Setelah menikah dengan Ali, Rasulullah merasakan sangat rindu kepada Fatimah karena letak rumah mereka yang cukup berjauhan dengan rumah Rasulullah. Saat itu Rasulullah tidak berani untuk meminta tanah lebih kepada pemilik tanah untuk membangun rumah bagi Fatimah dan Ali agar berada didekat rumah beliau. Namun, pemilik tanah mendengar bahwa Rasulullah merindukan Fatimah, hingga pemilik tanah tersebut menawarkan tanahnya kepada Rasulullah untuk dibangun rumah bagi Ali dan Fatimah. Pemilik tanah tersebut mengatakan kepada Rasulullah bahwa tanah yang paling berharga baginya adalah tanah yang diisi oleh Rasulullah dengan keluarganya dibandingkan dengan seluruh tanah yang ia miliki. Mendengar hal itu Rasulullah sangat senang, hingga ia mendoakan pemberi tanah tersebut. Fatimah dan Ali pun berpindah ke rumah baru, dan rumah mereka tersebut bersebrangan dengan Aisyah.

Kehidupan Ali dan Fatimah jauh dari kata berkecukupan, bahkan kehidupan mereka bisa dikatakan miskin. Saat itu Ali dan Fatimah harus bekerja keras, dimana Ali mengerjakan pekerjaan diluar rumah dan Fatimah mengerjakan pekerjaan di dalam rumah. Dengan keadaan yang seperti itu, ia tidak pernah mengeluh dengn keadaan dan menjalankan tugasnya dengan baik. Suatu hari, Fatimah merasakan kelelahan yang luar biasa dan tangannya terluka, hingga Ali tak tega dan menyarankan Fatimah untuk meminta seorang pembantu kepada Rasulullah agar membantu pekerjaannya di rumah. Suatu malam, Rasulullah datang kerumah mereka dan Fatimah menyampaikan maksudnya untuk dicarikan seseorang yang dapat membantunya. Namun, Rasulullah menyarankan sesuatu yang lebih agung dan lebih bermanfaat daripada seorang pembantu atau budak, yaitu untuk mengucapkan Subhanallah 33x, Alhamdulillah 33x, dan Allahuakbar 34x ketika akan tidur. Rasulullah berkata kepada keduanya bila mengucapkan dzikir tersebut pada malam hari, maka Allah akan memberikan jalan dan mencukupkan segala sesuatu yang mereka inginkan. Sejak saat itu, mereka tidak pernah melewatkan malam tanpa membaca dzikir tersebut, mereka sangat percaya bahwa Allah akan memberikan kekuatan kepada mereka, mencukupkan segara keperluan mereka hingga mereka tidak pernah merasa lagi membutuhkan seorang pembantu atau budak. Walaupun keluarga Ali dan Fatimah merupakan keluarga yang miskin, namun keluarga mereka adalah keluarga yang sangat derwaman, mereka tidak ragu untuk memberikan apa yang mereka miliki kepada yang membutuhkan.

Suatu hari Fatimah dan Ali bertengkar, hingga Ali keluar rumah dan tidur di masjid. Rasulullah saat itu mengunjungi rumah Fatimah dan melihat Fatimah sendirian dan terlihat sedih, hingga Rasulullah bertanya "Dimana sepupumu?" (Rasulullah ingin menghibur Fatimah), dan  Fatimah menjawab "Ya Rasulullah Kami bertengkar dan Ali pergi ke masjid untuk tidur disana". Pada saat itu Rasulullah sama sekali tidak marah dan tidak menanyakan masalah rumah tangga mereka. Rasulullah pergi ke masjid dan melihat Ali tertidur di sudut masjid (Note: masjid pada saat itu sangat berbeda dengan masjid yang ada pada saat ini, sebagian besar lantai masjid masih berupa tanah). Rasulullah tidak berusaha membangunkan Ali, beliau mengusap punggung Ali yang kotor karena tanah dan melihat bagian baju Ali ada yang terbuka, hingga beliau melepas kainnya dan membalutnya ke tubuh Ali. Ali pun terbangun dan melihat Rasulullah, kemudian Rasulullah berkata "Sit up oh father of dirt" (Bangunlah oh ayah dari tanah). Mendengar gurauan dari Rasulullah Ali tertawa dan rasulullah berkata kepada Ali "Back to your wife at home" (Kembalilah kepada istrimu di rumah). Dari sini kita bisa belajar bahwa rasulullah adalah seseorang yang bisa menenangkan rumah tangga anak-anaknya, beliau tidak memihak kepada Fatimah ra maupun Ali ra.

Setelah Fatah Mekkah, Poligami adalah hal utama untuk menyatukan hubungan antar suku agar semua suku bisa menyatu. Pada saat itu Ali mendapat tawaran untuk melakukan poligami dengan salahsatu putri dari Abu Jahal. Fatimah yang mendengar saran tersebut sakit hati dan Rasulullah mengetahui hal itu. Hingga suatu hari Rasulullah berkata kepada Ali "Aku tidak akan membuat sesuatu haram ketika Allah membuatnya halal. Namun, Fatimah adalah bagian dari diriku, apa yang menyakitkan bagi dirinya maka akan menyakitkan juga untukku". Beberapa ulama menjelaskan hal tersebut menyakitkan Fatimah karena ia menyaksikan Rasulullah sering disakiti oleh Abu Jahal ketika di Mekkah, dan saat itu ia kehilangan ibunya dan saudara-saudaranya.

Hubungan Ali dan Fatimah sangat dekat dan mereka saling mencintai satu sama lain. Ali seringkali membuat puisi untuk mengekspresikan cintanya kepada Fatimah hingga Fatimah sering tersentuh dengan puisi-puisinya Ali. Suatu hari Ali melihat Fatimah sedang menggunakan siwak dan Ali merasa cemburu kepada siwak tersebut. Ali menciptakan puisi untuk Fatimah atas kecemburuannya tersebut.
O Stick of Arack tree, how dare you?
(Oh batang yang berasal dari pohon Arak, sungguh beraninya engkau)
Weren't you afraid that I would see you?
(Tidakkah engkau takut jika aku melihat mu?)
If you were a person to be killed, I would fight to kill you
(Jika engkau adalah seseorang yang harus dibunuh, aku akan berjuang untuk membunuhmu)
No one can escape me o siwak other than you
(Tidak ada yang bisa lari dariku oh siwak selain engkau)
Saat itu fatimah sangat tersentuh mendengar Ali mengekspresikan cintanya lewat puisi. 

Saat perang Uhud terjadi, Fatimah mengandung anak pertamanya dan melahirkan seorang anak laki-laki di bulan Ramadhan tahun ke 3 setelah Hijrah. Ali menamai anak laki" nya dengan "harb" yang artinya perang. Mendengar hal itu Rasulullah tidak setuju dan menamai cucunya tersebut dengan "Hassan" yang artinya kebaikan, sumber dari kebaikan. Hassan sangat spesial karena tidak ada yang mirip dengan Rasullah selain dari Hassan. Abu Bakar pernah berkata bahwa Hassan lebih mirip Rasulullah dibandingkan dengan Ali. Rasulullah sangat menyayangi Hassan hingga ketika Hassan naik ke punggung Rasulullah saat Rasulullah sedang sujud dalam shalatnya, Rasulullah akan melamakan sujudnya untuk menyenangkan cucunya. Ketika Hassan berlari, Rasulullah akan menangkap dan mendudukan Hassan di pangkuannya serta berdoa untuk kebaikannya. Tahun berikutnya, Fatimah melahirkan kembali anak laki-laki dan Ali menamainya kembali dengan "harb", Rasulullah tidak menyetujuinya dan menamai adik dari Hassan tersebut dengan Hussein, yang artinya "little Hassan", sumber kebaikan lain.  Rasulullah sangat memperhatikan pemberian nama kepada cucu-cucunya. 

Kehadiran Hassan dan Hussein merupakan kebahagiaan tersendiri bagi Rasulullah. Keluarga Ali dan Fatimah sangat berharga bagi Rasulullah. Menurut riwayat menyebutkan bahwa Hassan menyerupai Rasullah pada tubuh bagian atas, sedangkan Hussein menyerupai Rasulullah pada tubuh bagian bawah. Saat Rasulullah sedang khutbah atau kajian kemudian melihat Hassan dan Hussein berlari, maka beliau berhenti dalam khutbahnya, kemudian menangkap kedua cucunya tersebut dan meletakkan keduanya di pangkuan sambil duduk dan melanjutkan khutbahnya. Aisyah ra pernah meriwayatkan suatu hadist "Suatu hari Rasulullah memakai jubah hitam yang sangat lebar. kemudian ia melihat Hassan berlari kearahnya, Rasulullah duduk dan membuka jubahnya, merangkul Hassan dengan tangan kanannya dan mendudukan Hassan dipangkuannya. Setelah itu Rasulullah melihat Hussein berlari kearahnya, Rasulullah membuka jubahnya, merangkul Hussein dengan tangan kirinya dan mendudukan Hussein dipangkuannya, kemudian bermain dengan keduanya. Tidak lama Fatimah datang, Rasulullah memanjangkan tangan kanannya untuk merangkul Fatimah di bawah jubahnya dan kemudian Ali datang, Rasulullah memanjangkan tangan kirinya untuk merangkul Ali di bawah jubahnya dan memeluk ke empatnya di bawah jubahnya. Ketika semunya duduk, Rasulullah mendoakan mereka" Momen tersebut Rasulullah menunjukkan cintanya kepada keluarganya.

Pada tahun ke-5 setelah Hijrah Fatimah melahirkan seorang anak perempuan yang di beri nama Zainab. Tahun ke 6 setelah Hijrah Fatimah melahirkan kembali seorang anak perempuan dan diberi nama Ummu Kultsum serta setahun berikutnya memiliki anak laki - laki yang meninggal tidak lama setelah lahir. Ibnu Abbas pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata "Cintailah Allah atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya, dan cintailah aku karena cinta kepada Allah, serta cintailah ahli baitku karena cinta kepadaku. Rasulullah sangat mencintai keluarganya,-keluarganya dan beliau juga sangat menjaga hubungan antara keluarganya dengan baik. Suatu riwayat menceritakan bahwa Rasulullah saat itu sedang bersama dengan Fatimah ra dan Aisyah ra. Rasulullah berkata kepada Fatimah, "Apakah engkau mencintai apa yang aku cintai?" Fatimah menjawab "Tentu saja". Rasulullah menyerukan kepada Fatimah untuk mencintai Aisyah juga. Rasulullah sangat mencintai keluarga-keluarganya, istri-istrinya dan ingin menjaga hubungan orang-orang yang dicintainya.

Suatu hari Rasulullah pulang dari suatu perjalanan dan seperti biasanya beliau akan mengunjungi Fatimah terlebih dahulu sebelum istri-istrinya. Fatimah menyambut Rasulullah, mencium dahi dan kedua tangan Rasulullah dan mendudukan Rasulullah. Namun, tiba-tiba Fatimah menangis hingga Rasulullah bertanya "Mengapa engkau menangis anakku?" Fatimah menjawab "Engkau terlihat pucat, pakaian mu lusuh dan engkau tidak makan". Fatimah sangat sedih melihat fisik Rasulullah yang menurun karena beban yang sangat berat.  Rasulullah menjawab dan menenangkan Fatimah "Ya Fatimah, jangan menangis. Allah telah mengirim ayahmu untuk misi menyebarkan islam yang akan menjangkau setiap rumah didunia, baik didesa, di kota maupun di gurun, Pesan ini akan tersampaikan ke seluruh penjuru dunia dan ini sangat berharga". Fatimah ra merupakan seseorang yang memiliki iman yang sempurna, sehingga ia sangat mengerti betapa berat beban yang ditanggung oleh Rasulullah, bagaimana kesulitan dan perjuangan Rasulullah untuk menyebarkan islam.

Wafatnya Rasulullah SAW


Ketika Rasulullah akan meninggal dunia, beliau terkena demam, beliau sangat sakit hingga tidak bisa berjalan dan saat itu beliau berada di rumah Aisyah. Fatimah berjalan keruangan Rasulullah, namun Rasulullah tidak bisa menyambut Fatimah seperti biasa, Rasulullah hanya tersenyum dan berkata "Selamat datang anakku yang cantik" dan meminta Fatimah untuk duduk disampingnya dan membisikan sesuatu kepadanya. Mendengar bisikan Rasulullah, Fatimah menangis kencang hingga Rasulullah menepuk-nepuk punggung Fatimah untuk menenangkannya. Rasulullah membisikan sesuatu kembali kepada Fatimah, dan tiba-tiba Fatimah tertawa, kemudian memeluk Rasulullah yang terakhir kalinya dan meninggalkan ruangan. Aisyah yang menyaksikan kejadian tersebut merasa aneh, hingga menanyakan apa yang terjadi kepada Fatimah, namun Fatimah tidak mau memberitahunya. Di kemudian harinya, Fatimah memberitahu Aisyah apa yang Rasulullah katakan kepadanya bahwa ia adalah orang pertama yang akan menyusul Rasulullah setelah Rasulullah meninggal dunia. Fatimah menceritakan hal tersebut kepada Aisyah dengan bahagia.

Saat Rasulullah meninggal dunia, Aisyah berteriak dan menangis, Fatimah merupakan orang pertama yang mendengar hal tersebut karena ia sedang duduk di ruangan sebelahnya. Saat Rasulullah akan dikuburkan, Fatimah mengucapkan kata yang sangat indah dan kuat
O, my dear father, how close you are now to your lord 
(Oh, ayahku tersayang, sungguh dekat engkau sekarang dengan tuanmu)
O, my dear father, to Jibril we annouce your death 
(Oh, ayahku tersayang, untuk Jibril kami mengumumkan kematianmu)
O, my dear father, Jannatul firdaus is now you are about
(Oh, ayahku tersayang, di Surga Firdauslah sekarang engkau akan berada)

Saat Rasulullah dimakamkan, Fatimah ra berdiri disamping makan tersebut dan bertanya kepada sahabat yang memakamkan Rasulullah, "Bagaimana engkau bisa menaruh tanah di wajah Rasulullah? Bagaimana engkau bisa memakamkan beliau? dan bagaimana bisa engkau melakukan itu?". Annas ra meriwayatkan bahwa mereka harus mengabaikan perasaan mereka saat meletakkan jenazah Rasulullah di tanah dan menaruh tanah untuk menguburkan jenazah Rasulullah. Saat itu Fatimah menangis, berbelok kemudian pergi. 

Setelah meninggalnya Rasulullah, Fatimah menjadi terlihat tidak bersemangat hidup dan tiba-tiba ia menjadi sakit. Mengapa Fatimah sangat mencintai Rasulullah? karena sebagai orang tua Rasulullah memberikan cinta yang sangat besar dan tulus kepada anak-anaknya dibandingkan dengan materi apapun yang ada didunia. Rasulullah tidak memanjakan Fatimah dengan kekayaan atau kekuasaan yang beliau miliki, tapi Rasulullah sangat memuliakan, menghormati dan mencintainya dengan tulus. Disamping Rasulullah sebagai utusan Allah, beliau juga merupakan seseorang yang sangat menyayangi dan memuliakan keluarga-keluarganya, sahabat-sahabatnya dan seluruh umat.

Wafatnya Fatimah Ra


Pada hari ke-3 Ramadhan, Fatimah berada didepan rumahnya dan memandang ke langit dengan tersenyum. Ia memanggil Asma Bin Umais dan  mengatakan "Ketika aku meninggal nanti aku ingin dimakamkan di malam hari, sehingga tidak banyak orang yang akan datang dan tidak ada yang akan melihatku". Beberapa ulama menyebutkan bahwa Fatimah adala sosok yang memiliki haya dan modesty, sehingga ia tidak ingin ada orang yang melihat figur tubuhnya. Kemudian Fatimah melanjutkan "Aku tidak ingin figur tubuhku terlihat, bawalah kain yang lebar yang akan menutupi ku, dan kuburkanlah aku dimalam hari sehingga tidak akan banyak orang yang melihat". Asma meminta Ummu Salamah untuk membawa kain Abasaniyah, kain tersebut sangat tebal dan lebar, ketika melihat hal itu Fatimah sangat bahagia.

Ketika akan mendekati kematiannya, Fatimah meminta kepada Ali untuk menikah kembali setelah ia meninggal dunia agar ada yang merawat anak-anaknya. Fatimah menginginkan Ali menikah dengan Umamah yang merupakan anak Zainab, kakak dari Fatimah. Umamah merupakan wanita yang memiliki sosok keibuan dan sangat mencintai anak-anak. Fatimah meninggal dunia dalam keadaan berbaring dan memandang ke surga, malaikat mengambil Fatimah dengan cahaya pada wajahnya, tersenyum dan terlihat sangat tenang. Beliau wafat pada usia 27 tahun.

Meninggalnya Fatimah dan Rasulullah dalam periode yang sangat singkat membuat Ali sangat sedih di kala itu. Ali membantu untuk membersihkan Fatimah dan dia menangis terus menerus. Ali menerima jasad Fatimah ketika akan dimakamkan dan menguburkannya. Ini sangat berat bagi Ali, bahkan Ali ra meriwayatkan tidak ada yang lebih membuatkan sedih dan kelelahan daripada kehilangan dua orang yang sangat dicintainya yaitu Rasulullah dan Fatimah dalam periode yang sangat dekat. Segala sesuatu yang telah ia lewati dalam hidupnya mulai dari pertarungan, perang, khilafah dan fitnah, semua itu tidak ada yang lebih berat daripada kehilangan Rasulullah dan Fatimah.

Ali ra membacakan pusi kepada Fatimah ra dimana sama sekali tidak ada kebahagian disana, hanya ada rasa sakit yang luar biasa. Rasa cinta kepada manusia merupakan rahmah dan ini adalah rahmat dari Allah SWT kepada umatnya. Ali mulai membacakan puisi di dekat makam Fatimah

What is wrong with me? 
(Apa yang salah dengan diriku?)
Standing at the grave side saying salam to the one who has passed
(Berdiri disamping makan mengucapkan salam kepada seseorang yang telah meninggal)

Ali memanggil Fatimah...

My lover why are you not responding to my salam? 
(Kekasihku mengapa engkau tidak merespon salamku?)
Have you forgotten all of the intimate moments that were shared between the two of us? 
(Apakah engkau lupa semua momen intimasi yang telah kita bagi diantara kita berdua?)

Ali kemudian memulai merespon dengan apa yang akan dikatakan Fatimah kepadanya

How can I respond to you? 
Bagaimana aku bisa meresponmu?
I have become now consumed by stones and by dirt
Sekarang aku telah ditelan oleh tanah dan batu-batuan.
The dirt has consumed my beauty and that is why I have to move on 
Tanah telah menelan kecantikanku itu sebabnya aku harus pindah
I have been veiled from my family and my beloved one 
Aku telah terselubung dari keluargaku dan dari orang yang paling aku cintai.
So my salam back to you and to them 
(Salam kembali untukmu dan untuk mereka)
Those intimate moments have now passed. 
(Semua momen intimasi itu sekarang sudah berlalu)

Dalam pusi tersebut mengekspresikan bahwa Ali ra sangat mencintai Fatimah ra dan sangat sakit kehilangan istri yang dicintainya. Namun hal ini tidak menjadikan Ali berpaling dari Allah SWT. Beliau yakin suatu saat akan dipertemukan dan dikumpulkan kembali dengan orang-orang yang dicintainya di surga.

Fatimah ra merupakan salahsatu wanita yang telah dijamin oleh Allah SWT untuk masuk surga-Nya dan merupakan pemimpin seluruh kaum wanita di surga. Kesempurnaan iman dan kemuliaannya merupakan contoh bagi seluruh wanita. Semoga kita semua bisa berkumpul dan bergabung dengan Fatimah ra di surganya Allah kelak. Amin.

Rangkuman ini diambil dari kajian Ustadz Omar Sulaeman dari Yaqeen Institute. Silahkan yang ingin menonton secara lengkap bisa diakses di youtube dengan link berikut. 

Source:
Nuryanti Dewi Jayanti
Hi, welcome to my blog! I'm Nur, this is my personal blog about lifestyle. I hope you enjoy to read my post :)

Related Posts

43 comments

  1. Mbak, jazakillah khairan..
    Kembali belajar siroh & kisah ini selalu buat nangis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa jazakillahu khairan, terimakasih sudah mampir mba..

      Delete
  2. MasyaAllah super lengkap ceritanya, jazakillah khayr mb❤️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa jazakillahu khairan, terimakasih sudah mampir mba :)

      Delete
  3. Semoga kita bisa meneladani keteladanan beliau ya mba..amiiin...

    ReplyDelete
  4. MasyaAllah . keteladanan Rasulullah, sikap beliau pada keluarganya, cinta Fatimah pada ayahnya. Luarbiasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih sudah mampir dan berkenan membaca mba :)

      Delete
  5. Masyaa Allah, terima kasih sharingnya mba, semoga bisa menjadi inspirasi dan meneladani beliau

    ReplyDelete
  6. Masyaallah ❣❣❣
    Senang baca ceritanya.
    Makasih mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, sama-sama mba :)
      terimakasih sudah mampir dan membaca

      Delete
  7. MASYA Allah lengkap bgt tulisannya mba

    ReplyDelete
  8. MASYA Allah lengkap bgt tulisannya mba

    ReplyDelete
  9. MasyaAllah Mba.. Ga terasa menetes air mata saya bacanya.. Jazakillahu khoir Mba.. Indah banget tulisannya 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa jazakillahu khairan, terimakasih sudah mampir mba :)

      Delete
  10. MasyaAllah dari awal membaca udh bikin meleleh Mba, jzk yaa.
    Smg kita bisa meneladani Fatimah terutama dlm hal sbg anak n sbg istri. Fabbi'ayyi aala'i rabbikuma tukazziban.. 😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa jazakillahu khairan mbaa, Aamiin ya Rabbal 'Alamin.. Terimakasih sudah mampir mba :)

      Delete
  11. masyaa allah, makasih mbak sharingnya. aku pernah baca juga buku Fatimah, nangis banget pas Rasulullah meninggal dan ngebisikin ke Fatimah 😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama sama mbaa, saya juga pengen baca yang versi bukunya, InsyaAllah. Terimakasih sudah mampir :)

      Delete
  12. Ya Allah mba.. gak kuat air mata ini nahan haru, ketaatan, ke tawadhu an, kesabaran
    maa syaa Allah

    Jazakillah Khair sudah berbagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa jazakillahu khairan mbaa. Saya juga pas nulis ini ga kuat juga mba :(. Semoga kita semua bisa meneladani sifat dari Fatimah ra. Aamiin. Terimakasih sudah mampir :)

      Delete
  13. MasyaAllah.. selalu terharu baca cerita Fatimah RA 🥺❤️

    ReplyDelete
  14. MasyaAllah jadi belajar sejarah Shahabiyah lagi, trimakasih sharingnya mba 😍

    ReplyDelete
  15. Masya Allah. Selalu menangis membaca kisah beliau. Fatimah putri rasul yang begitu mulia. Semoga kita semua meneladaninya. Semoga bertemu di surga. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamin ya Rabbal 'Alamin.. Terimakasih sudah berkenan untuk membaca tulisan saya. Jazakillahu khayr ustadzah sudah memfasilitasi kami untuk semangat menulis :)

      Delete
  16. Tulisannya lengkap banget mba 😊

    ReplyDelete
  17. Masyaallah.. jazakillah sharing ilmunya jd baca lagi sejarahnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa jazakillahu khairan mbaa, terimakasih sudah mampir dan membaca :)

      Delete
  18. MasyaaAllah semoga kita semua dimudahlan untuk bisa meneladani sifat-sifat Fatimah ,in syaa Allah Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaamin, InsyaAllah semoga kita semua dimudahkan untuk meneladani sifat beliau. Terimakasih sudah mampir dan membaca :)

      Delete
  19. MasyaAllah.. Kajian tentang Fatimah ini lengkap sekali.. Terimakasih mba ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama mbaa, terimakasih sudah mampir dan membaca :)

      Delete

Post a Comment