Khadijah Binti Khuwailid - The Great Woman of Islam


The Prophet ﷺ said:
“Sufficient for you among the women of mankind are Mariam bint ‘Imran, Khadijah bint Khuwailid, Fatimah bint Muhammad and Asiyah the wife of Fir’awn.”
- Al Tirmidhi - 

Khadijah Binti Khuwailid The Great Woman

Khadijah Binti Khuwailid adalah istri pertama Rasulullah SAW, seorang wanita yang mulia dan terkenal dengan julukan "At-Thaharah" yang artinya "Wanita yang Suci" dan salahsatu dari empat wanita yang telah dijamin masuk surga oleh Allah SWT karena keistimewaanya. 

Menurut kajian dari Ustadz Omar Sulaeman, nama Khadijah memiliki arti "premature" yang artinya beliau lahir sebelum waktunya. Khadijah memiliki paras yang sangat cantik, berpendidikan, berpenampilan sangat baik, dan sempurna baik karakter maupun tingkahlakunya sehingga dijuluki dengan "The Most Elegant Woman of Makkah". Khadijah lahir dari keluarga yang terhormat, mulia nasabnya dan keturunannya, serta kaya raya baik dari pihak Ibunya maupun ayahnya. 

Khadijah merupakan wanita spesial yang dijuluki dengan "At-Thaharah" atau "Wanita yang Suci" karena beliau tidak pernah terjerumus kedalam kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah. Tidak pernah menyembah berhala dan tidak terjerumus kedalam zina, merupakan seorang wanita afifah yang sangat menjaga diri. Khadijah tidak pernah berbohong, tidak pernah menyakiti dan mengecewakan orang lain, ia tidak menggunakan posisi dan kekuasaan yang dimilikinya untuk menyakiti ataupun memanfaatkan seseorang. 

Sebelum menikah dengan Rasulullah SAW, Khadijah sudah menikah dua kali. Suami pertamanya bernama Abu Halah At-Tamimi dan dari pernikahan tersebut dianugrahi dua orang putra. Setelah Abu Halah meninggal dunia, kemudian Khadijah menikah dengan Atiq dan dianugerahi satu orang putra dan satu orang putri. Suami kedua meninggal dunia ketika Khadijah berusia 25 tahun, dan beliau tidak menikah lagi selama 15 tahun sebelum akhirnya menikah dengan Rasulullah. 

Khadijah mendapatkan warisan dari kedua orang tuanya dan dari dua orang suaminya terdahulu, serta merupakan seorang perempuan pembisnis yang sangat pintar dan cerdas. Khafilah dagangannya mampu menjangkau negeri Syams dan Yaman, menjadikannya wanita yang sangat kaya raya di kalangan kaum Quraisy, sehingga dijuluki "The Princess of Quraisy""The Princess of Makkah", Namun dengan kekayaan yang dimilikinya tidak menjadikan Khadijah sosok yang sombong, sebaliknya beliau adalah sosok yang sangat dermawan, beliau berikan uangnya untuk menolong orang-orang yang sakit, fakir miskin dan anak yatim piatu. 

Nabi Muhammad adalah seorang pengembala sebelum ikut berdagang dengan Khadijah. Khadijah saat itu mencari seseorang yang jujur dan dapat dipercaya untuk membawa dagangannya dan Nabi Muhammad mendapat kepercayaan itu bersama dengan pengikutnya Khadijah yang bernama Maisyaroh. Selama berdagang dengan Nabi Muhammad, Maisyaroh melihat karakter yang sangat baik dan jujur pada diri Nabi Muhammad dan menceritakan kemuliaan karakter Nabi Muhamamd tersebut kepada Khadijah. Mendengar hal itu, Khadijah tertarik akan karakter yang ada pada diri Nabi Muhammad dan menceritakan kepada sahabatnya yang bernama Nafisah. Nafisah melihat binaran pada mata Khadijah yang menunjukkan ketertarikan pada Nabi Muhammad dan Nafisah menemui Nabi Muhammad untuk menanyakan apakah Nabi Muhammad tertarik dengan Khadijah. 

Sebelum menikah dengan Rasulullah, Khadijah menerima 3 lamaran dari para pembesar Quraisy yaitu Abu Jahal, Abu Sufyan, dan Ruqbah Bin Abdul Muid yang ke tiga nya merupakan musuh Rasulullah ketika Rasulullah diangkat menjadi Nabi. Namun, Khadijah menolak semua lamaran tersebut. Khadijah memilih Rasulullah karena Rasulullah memiliki karakter yang sangat mulia yang membuat Khadijah tertarik dibandingkan dengan laki-laki lain. Singkat cerita, Rasulullah pun memiliki ketertarikan yang sama dengan Khadijah dan mereka pun menikah. Pernikahannya tersebut di pimpin oleh Waroqah bin Naufal yang merupakan sepupu dari Khadijah. Saat menikah dengan Rasulullah Khadijah berumur 40 tahun dan Rasulullah berumur 25 tahun. 

Dari pernikahan tersebut, Nabi Muhammad dan Khadijah dikaruniai enam orang anak, yaitu: Zainab, Ruqoyah, Ummu Kulsum, Fatimah, Qosim, dan Abdullah. Selama 15 tahun pernikahan sebelum turunnya wahyu, pernikahan mereka sangat bahagia, mencintai satu sama lain, dan jauh dari pertengkaran. Hanya satu kali mereka pernah sedikit berdebat, yaitu ketika Khadijah meminta Rasulullah untuk mendatangi acara keluarga. Rasulullah tidak mau menghadiri acara tersebut karena khawatir ada ritual berhala, dan Khadijah meminta Rasulullah untuk hadir sebentar ketika diacara tersebut tidak ada ritual berhalanya, namun Rasulullah tetap tegas tidak ingin menghadiri acara tersebut.  

Khadijah merupakan sosok istri yang sangat mencintai Rasulullah dan senang membuat Rasulullah bahagia. Beliau tidak ragu memberikan hadiah ketika bertemu dengan orang-orang yang dicintai Rasulullah, salahsatunya adalah Halimah yang merupakan Ibu Susu Rasulullah, yang pernah mendapatkan hadiah dari Khadijah. Khadijah merupakan sosok istri yang cantik, mulia, kaya raya, mencintai anak-anaknya, elegant, dan memiliki kedudukan yang mulia di lingkungan sosialnya. 

Sebelum menerima wahyu, Rasulullah bermimpi dan beliau sering pergi ke Gua Hiro untuk bertafakur. Beliau berdiam di Gua Hiro terkadang selama dua hari, beberapa minggu, hingga satu bulan tanpa turun dari Gua tersebut. Dengan kondisi suaminya yang jarang terlihat, Khadijah mulai menerima cemooh dari beberapa temannya, namun Khadijah tidak goyah dan tetap percaya pada suaminya, bahkan beliau mengantarkan sendiri makanan dan perbekalan untuk Rasulullah ke Gua Hiro, beliau naik dan turun ke Gua Hiro untuk membawa keperluan Rasulullah. Khadijah selalu ingin memastikan bahwa segala kebutuhan Rasulullah dapat terpenuhi, Khadijah adalah istri yang sangat supportive terhadap suaminya. 

Saat wahyu pertama turun, maikat Jibril datang kepada Rasulullah. Saat itu Rasulullah merasa ketakutan dan langsung menemui Khadijah. Rasulullah mengetahui hanya Khadijah lah yang mampu menenangkan dan meyakinkan beliau. Saat sampai dirumah, Rasulullah meminta Khadijah untuk menyelimutinya dan Khadijah melihat Rasulullah bergetar dan ketakutan. Khadijah tidak menanyakan apa yang terjadi kepada Rasulullah, namun ia memberikan ketenangan dengan menyelimbuti, memegang dan memeluk Rasulullah. 

Ketika ketakutan Rasulullah mulai menghilang, Rasulullah mulai berbicara "O, Khadijah, What's wrong with me?" (O, Khadijah, Apa yang salah dengan saya?) "I am worried about myself" (Saya Khawatir akan diri saya), "The one who I saw in my sleep came to me" (Seseorang yang saya lihat dalam mimpi datang kepada saya). Pada momen tersebut Khadijah mampu memberikan ketenangan dengan menjawab "No way, this is a good news from Allah" (Tidak mungkin, ini adalah berita baik dari Allah),  "I swear that Allah would never disgrace you" (Saya bersumpah bahwa Allah tidak akan pernah mencelamu), "Don't be sad" (Jangan bersedih). "You are someone who maintain good relationship kin, you only speak words with truth, you help poor and destitute people, you entertain your guest and you always there for those who one in hardship" (engkau adalah seseorang yang menjaga hubungan baik dengan keluarga, engkau hanya mengucapkan kata-kata yang benar, engkau membantu orang miskin dan melarat, engkau selalu baik terhadap tamu, dan engkau selalu ada untuk orang yang kesulitan). Khadijah mampu meyakinkan Rasulullah bahkan sebelum Rasulullah sendiri yakin dengan dirinya. Setelah itu Khadijah mengajak Rasulullah untuk menemui Waraqah Bin Naufal yang merupakan seorang ahli kitab untuk meyakinkan apa yang terjadi. 

Suatu ketika saat sedang di rumah, Rasulullah melihat malaikat Jibril kembali dan Khadijah meminta Rasulullah untuk memberitahunya apabila malaikat Jibril datang. Saat malaikat Jibril datang Rasulullah memberitahu Khadijah, dan Khadijah memeluk Rasulullah dan membuka Khimarnya dan malaikat Jibril  pun menghilang. Khadijah melakukan hal tersebut karena ingin memastikan bahwa yang datang menemui Rasulullah memang benar-benar malaikat Jibril bukan syaitan. Khadijah mengetahui jika yang datang malaikat Jibril maka ia akan menghilang, karena malaikat adalah seseorang yang memiliki haya, sangat sopan dan malu ketika ada momen yang intimasi. 

Suatu hari Rasulullah melihat Jibril dalam bentuk malaikat, Rasulullah pulang kerumah dan meminta Khadijah untuk menyelimutinya. Saat itu turunlan Q.S. Al-Mudatsir yang merupakan wahyu kedua. Wahyu kedua datang saat Rasulullah berada di pelukan Khadijah. Saat itu  tanpa ragu, Khadijah menyatakan bahwa dia menerima Rasulullah sebagai utusan Allah, sehingga Khadijah merupakan orang pertama yang memeluk islam.  Rasulullah melakukan wudu dan shalat pertama dengan Khadijah, Tawaf pertama dengan Khadijah dan Shalat Qiyamul lail pertama kalinya dengan Khadijah. Sejak saat itu Khadijah menjadi orang yang sangat mendukung islam dan dakwah Rasulullah serta rela menginfakan seluruh hartanya di jalan dakwah.

Saat terjadi pemboikotan antara Bani Hasyim dan Bani Muthallib, Khadijah bukanlah termasuk kedalam golongan tersebut. Namun Khadijah ingin membantu dan ingin tetap bersama dengan Rasulullah. Khadijah menggunakan koneksinya untuk mendapatkan makanan dan mendistribusikan makanan tersebut untuk orang-orang yang membutuhkan. Saat itu Khadijah rela hanya makan rumput untuk bertahan hidup. Khadijah merupakan seseorang yang sangat tidak egois dan rela membagi dengan sesama. Dengan kehidupan yang seperti itu, Khadijah tidak pernah sama sekali mengeluh dan sangat menerima keadaan, padahal beliau adalah sosok yang tidak pernah hidup kesusahan sebelumnya. 

Ketika ajal Khadijah sudah mendekat, malaikat Jibril datang kepada Rasulullah untuk menyampaikan salam dari Allah dan darinya untuk Khadijah dan memberitahukan bahwa telah dibangun rumah di surga untuk Khadijah. Ketika mendengar hal itu Khadijah tersenyum dan memberikan salam kepada Allah, Rasulullah dan Malaikat Jibril. 

"Pada suatu ketika malaikat Jibril pernah datang kepada Rasulullah SAW sambil berkata: "Ya Rasulullah ini dia Khadijah. Ia datang kepada engkau dengan membawa wadah berisi lauk pauk (baik itu makanan maupun minuman). Oleh karena itu apabila ia datang kepada engkau, maka sampaikanlah salam dari Allah SWT dan dariku kepadanya. Selain itu, beritahukan pula kepadanya bahwa rumahnya di surga terbuat dari emas dan perak, yang disana  tidak ada kebisingan dan kepayahan didalamnya." (HR. Bukhari dan Muslim). 

Khadijah wafat di bulan Ramadhan pada usia 65 tahun, tidak lama setelah Paman Rasulullah Abu Thalib meninggal dunia. Khadijah dimakamkan sendiri oleh Rasulullah didekat makan Abu Thalib. Saat itu Rasulullah sangat bersedih karena ditinggal oleh dua orang yang disayanginya. Abu Thalib sudah dianggap seperti ayahnya sendiri dimana selalu menjaga dan melindungi Rasulullah, dan Khadijah istri yang sangat mencintai Rasulullah, memberikan dukungan secara emosional dan spiritual, setia dengan Rasulullah selama masa-masa sulit hingga menginfakan seluruh hartanya untuk mendukung dakwah Rasulullah.

Dikisahkan bahwa Aisyah, istri Rasulullah pernah cemburu kepada Khadijah karena tidak ada hari dimana Rasulullah keluar rumah tanpa menyebut nama Khadijah, hingga Aisyah berkata: "Bukankah ia hanya seorang tua bangka? Sungguh Allah telah memberimu ganti yang lebih baik". Mendengar hal itu muka Rasulullah berubah dan marah, dan mengatakan bahwa "Allah SWT tidak menggantikan dia dengan seorang wanita pun yang lebih baik darinya. Dia mempercayaiku ketika semua orang tidak percaya kepadaku, Dia menganggapku jujur ketika semua orang menganggapku pembohong, Dia menghabiskan seluruh harta yang dimilikinya ketika semua orang tidak mau membantuku dengan harta yang dimilikinya, dan Dia memberiku keturunan ketika istri-istriku yang lain tidak memberikan ku keturunan".

Khadijah memiliki tempat yang istimewa di hati Rasulullah, bahkan Ketika Rasulullah menyembelih domba dia berikan sebagian dagingnya kepada kerabat Khadijah. Ketika datang seorang pengemis yang biasa datang kepada Khadijah, beliau berikan semua makanan beliau kepada pengemis tersebut. Ketika datang ke Mekkah, makam Khadijah lah yang Rasulullah pertama kali datangi. Khadijah merupakan wanita spesial yang sangat dicintai oleh Rasulullah. 

"Sungguh Allah telah menganugrahkan kepadaku rasa cinta kepada Khadijah" (HR. Muslim). 


Source:
Khadijah His First Love, Our First Mother 

Nuryanti Dewi Jayanti
Hi, welcome to my blog! I'm Nur, this is my personal blog about lifestyle. I hope you enjoy to read my post :)

Related Posts

11 comments

  1. subhanallah mulianya ibunda khadijah. bisa menjadi orang yang setia dan rela mengorbankan hartanya untuk dakwah rosulullah. terharu banget aku bacanya.

    ReplyDelete
  2. MasyaAllah, diromantisin sama Rasulullah itu sangat terasa jleb ya, paragraf terakhir bikin baper, kepikiran jadi sayyidah Aisyah gimana perasaanya digituin. Tapi insyaAllah kebesaran hatinya akan menerima itu sebagai bahan pembelajaran kedepannya. Jazakillah buat sharing ya mba,

    ReplyDelete
  3. Super lengkap, aku syukaa a tulisannya mb, melengkapi dari buku yang kubaca, nice MasyaAllah

    ReplyDelete
  4. MashaAllah klo baca kisah Ibunda Khadija keren banget yaa.. Wanita sempurna..

    ReplyDelete
  5. Ibunda Khadijah memang luar biasa

    ReplyDelete
  6. Selalu nangis klo baca sirah ibunda Khadijah 🥺🥺

    ReplyDelete
  7. Masya Allah. Banyak sekali hikmah dan teladan membaca sirah ibunda Khadijah istri Rasul. Pengorbanan dan dukungan untuk dakwah Rasul sungguh luar biasa

    ReplyDelete
  8. MasyaAllah... selalu kagum dan terharu baca cerita ibunda khadijah ❤️

    ReplyDelete
  9. Masyaa Allah, lengkap sekali mbaa, bikin terharu dan merinding kisahnya. Semoga bisa meneledani ya kita. Thanks for sharing :)

    ReplyDelete
  10. MaasyaaAllah..... Ibunda Khadijah.....😍 Semoga bisa meneladani kemuliaan beliau ❤

    ReplyDelete

Post a Comment