Mengenal Cara Pengelolaan Keuangan Keluarga


Mengenal cara pengelolaan keuangan keluarga


Pada kesempatan kali ini, Alhamdulillah akhirnya bisa ikut kembali ngeblog bareng komunitas Bengkel Diri yang selama 2 minggu kemarin saya rehat dalam menulis. Inginnya bisa terus ikut setiap minggu, namun karena satu hal dan lainnya qadarullah tidak bisa mengikuti. Minggu ini saya ingin berbagi kepada teman-teman shalihah semua mengenai topik Finansial yang terinspirasi dari salahsatu buku yang saya baca diminggu ini, berjudul "Cerdas Mengelola Keuangan Keluarga" karangan Dra. Sulistiningsih, M.Si. Bukunya sendiri tidak terlalu tebal yaitu hanya sekitar 200 halaman dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga tidak diperlukan waktu yang lama untuk menuntaskan buku ini. Buku ini secara garis besar menjelaskan mengenai konsep keluarga sakinah, pandangan mengenai rezeki dan harta dalam islam, anjuran untuk bekerja, dan bagaimana pengelolaan keuangan dalam keluarga. 

Pada bab awal buku dijelaskan mengenai konsep keluarga sakinah. Keluarga sakinah digambarkan dengan keluarga yang harmonis, dimana adanya ketentraman dan ketenangan antara anggota keluarga sehingga tercipta ungkapan "baiti jannati" yaitu "rumahku surgaku". Keluarga sakinah bukan berarti keluarga yang tidak pernah menghadapi persoalan-persoalan dalam rumah tangga. Namun, keluarga sakinah adalah keluarga yang mampu menghadapi dan menyelesaikan segala persoalan dengan menggunakan pedoman standar islam. Untuk mengupayakan terciptanya keluarga sakinah diperlukan kerja keras dari kedua belah pihak yaitu suami-istri, dengan bersama-sama berkomitmen untuk membangun rumah tangga yang sesuai dengan syariat islam. 

Keluarga sakinah memiliki peran yang sangat strategis di lingkungan masyarakat, karena untuk membentuk suatu komunitas generasi yang unggul dimulai dari peran sebuah keluarga. Anak-anak yang lahir dari keluarga sakinah akan mendapatkan kasih sayang, perhatian dan pendidikan terbaik dari kedua orang tuanya sehingga memiliki kepribadian yang utuh dan matang. Anak-anak tersebut akan mampu menjadi calon generasi penerus bangsa dan agama yang berkualitas, yang mampu berkontribusi dengan peran terbaiknya untuk kemajuan agama dan negara.


Tidak dipungkiri ekonomi merupakan hal yang sangat vital dalam suatu keluarga, karena segala aktivitas yang dilakukan diperlukan adanya dana. Banyak konflik yang timbul dari sebuah keluarga karena masalah finansial, bahkan tidak sedikit pernikahan yang bubar jalan karena perbedaan pandangan mengenai finansial. Pemahaman finansial yang baik tentu sangat berpengaruh terhadap bagaimana pengelolaan keuangan keluarga agar tujuan-tujuan finasial dalam keluarga dapat tercapai. Pengelolaan keuangan yang baik akan mengantarkan tercapainya keluarga yang sakinah. 

Allah SWT telah menjamin rezeki bagi setiap makhluk-Nya dan manusia harus bekerja dan berusaha untuk menjemput rezeki tersebut. Harta yang dimiliki merupakan bagian dari rezeki dan dalam Al-Qur'an baik rezeki dan harta dikaitkan dengan istilah At-Thayyibah yaitu barang yang baik, bersih dan suci. Sehingga harta yang di konsumsi atau dimiliki seorang muslim harus mengandung nilai kebaikan dan kesucian, diperoleh dengan cara halal dan digunakan untuk kebaikan. Harta merupakan fasilitas dari Allah SWT sehingga harus di pergunakan dengan sebaik- baiknya, tidak dihambur-hamburkan atau sebaliknya yaitu sangat kikir dalam membelanjakan harta. 
Harta bagi seorang mukmin berfungsi sebagai media untuk memperoleh keselamatan hidup didunia dan diakhirat. Karena itu, ketika membelanjakan harta, seorang mukmin tidak boleh berlebih-lebihan dan menimbulkan keburukan, tetapi mempertahankan keseimbangan antara sikap kikir dan sikap boros". (Halaman 47)

Kewajiban mencari nafkah dalam suatu keluarga merupakan tanggung jawab dari laki-laki/suami. Suami wajib memenuhi keperluan keluarga mulai dari makan dan minum, pakaian, pemeliharaan kesehatan, pendidikan untuk anak-anak dan istrinya, serta tempat tinggal untuk berlindung. Tugas istri dalam rumah tangga adalah menerima nafkah dari suaminya dan mengelolanya dengan sebaik-baiknya. Istri shalihah tidak akan banyak menuntut dan memberatkan terhadap nafkah yang diberikan oleh suaminya. Tidak sedikit kasus yang kita jumpai pada saat ini banyak sekali suami yang melakukan perbuatan keji seperti korupsi demi memenuhi tuntutan keluarga yang diluar kemampuannya, sehingga sangat penting bagi seorang istri memiliki sifat qonaah atas pemberian suaminya. Namun, dilain pihak tidak sedikit juga suami yang bermalasan-malasan untuk bekerja dan tidak memberikan nafkah terbaiknya untuk keluarga. Permasalah ini sangat banyak terjadi di lingkungan masyarakat kita, sehingga memahami konsep nafkah dan rezeki dalam islam perlu di pahami oleh kedua belah pihak. 

Islam sendiri sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja, tidak hidup dengan meminta-minta ataupun menggantungkan diri kepada orang lain dengan alasan hanya ingin fokus beribadah atau bertawakal kepada Allah SWT. Bagi yang sanggup bekerja, maka di wajibkan untuk bekerja. Islam tidak menghendaki umatnya untuk hidup dalam kemiskinan, karena kemiskinan mendekatkan kepada kekufuran. Islam menghendaki umatnya untuk menjadi tangan diatas daripada tangan dibawah, memberi sedekah dan infak terbaik kepada orang tua, saudara dan orang-orang yang membutuhkan. Sehingga salah sekali apabila umat islam hidup bermalas-malasan sedangkan Allah telah menciptakan bumi yang luas dengan sumber daya alam yang melimpah untuk di gunakan, ditambah Allah telah menganugerahkan akal kepada manusia untuk menggunakan sumber daya tersebut. Tinggal bagaimana manusia mau untuk mencari ilmu, mengamalkan ilmu ketika bekerja untuk memanfaatkan sumber daya tersebut agar mendapatkan rezeki yang diinginkan. 

Dalam bekerja kita harus memahami bahwa yang diwajibkan dalam islam adalah bekerja, masalah hasil yang diperoleh banyak atau sedikit itu adalah hak Allah SWT. Banyak atau sedikitnya rezeki yang diperoleh bisa jadi ujian bagi suatu keluarga, sehingga dalam mencari rezeki yang di cari adalah keberkahan dan kebermanfaatan dari rezeki tersebut. Ketika menjadikan Allah sebagai orientasi dalam hidup, apapun masalahnya akan dihadapi dengan ikhlas dan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Saat rezeki terasa sempit kita akan berusaha dengan baik untuk menjemput rezeki yang halal dan yakin bahwa Allah akan mencukupkan keperluan hamba-Nya. Ketika rezeki luas maka kita tidak menggantungkan hidup kita kepada materi tersebut, apalagi sampai cinta dunia.  Kita harus bisa menggunakan rezeki tersebut dijalan kebaikan dan kebermanfaatan sehingga harta yang dimiliki tidak hanya dikonsumsi oleh keluarga kita pribadi, tetapi orang lain juga bisa merasakan kebermanfaatan atas harta tersebut.

Perempuan/istri boleh bekerja sesuai dengan minat dan keahliaanya dan mendapatkan pahala sedekah. Syarat ketika istri bekerja adalah mendapat izin dari suaminya, tidak mengabaikan tugas mengurus keluarga, dan aktivitas pekerjaan yang dilakukan tidak menimbulkan fitnah. Salahsatu tauladan perempuan yang sukses dalam islam adalah Ibunda Khadijah, dimana beliau adalah perempuan yang cerdas, pintar dan sukses dalam karirnya serta merupakan ibu dan istri yang sholehah dalam keluarganya. Ketika memutuskan menjadi Ibu Rumah Tangga bukan berarti perempuan hanya diam dan tidak melakukan aktivitas untuk upgrade diri, karena perempuan harus bisa mempersiapkan diri ketika kondisi keluarga tidak ideal, semisal suami di PHK kemudian pekerjaan yang baru tidak bisa menutupi kebutuhan keluarga, suami tidak bisa bekerja karena sakit, suami meninggal dunia ataupun hal-hal lain yang diluar perkiraan. Sehingga sangat penting bagi perempuan untuk memberkali diri dengan berbagai ilmu dan keterampilan agar siap dalam segala kondisi, bisa hidup mandiri dengan tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Salah satunya adalah dalam kondisi pandemi seperti saat ini, banyak sekali kepala keluarga yang mungkin kehilangan pekerjaan yang merupakan sumber utama dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Pada situasi darurat seperti ini, istri yang cerdas dan memiliki skill akan bisa melihat peluang-peluang usaha yang dapat dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

Rezeki yang telah didapat harus bisa di kelola dengan baik, dengan melakukan perencanaan dan pengendalian keuangan. Perencanaan keuangan dapat dimulai dengan melakukan list sumber-sumber keuangan dalam keluarga sehingga mengetahui berapa jumlah penghasilan/pendapatan keluarga perbulannya. Setelah mengetahui jumlahnya, kemudian mengatur post-post rencana pengeluaran keluarga yang bisa di bagi kedalam: biaya hidup sehari-hari, listrik, telepon, pendidikan, transportasi, kesehatan dan perawatan, zakat, investasi dan tabungan. 

Pengelolaan pengeluaran harus dilakukan secara efektif dan efisien yaitu sumber keuangan yang ada dapat digunakan untuk mencapai tujuan secara tepat, tidak digunakan secara boros. Diperlukan self-management yang baik agar pengeluaran digunakan secara tepat, salahsatunya adalah harus bisa membedakan mana yang termasuk kebutuhan dan mana yang termasuk keinginan. Menentukan skala prioritas dan mengendalikan hawa nafsu untuk tidak membeli barang" yang sekitanya tidak diperlukan sangat penting. 

Dalam buku dijelaskan bagaimana cara membuat laporan keuangan keluarga, yaitu dengan melakukan rangkuman informasi mengenai :
1. Jumlah pemasukan/pendapatan,
2. Merinci jumlah pengeluaran atau biaya kebutuhan sehari-sehari,
3. Menghitung jumlah aset apa saja yang dimiliki,
4. Hutang piutang dan tanggal jatuh temponya.
5. Menghitung jumlah tabungan dan investasi

Dengan membuat rincian tersebut nantinya dapat dilakukan evaluasi apakah keuangan keluarga sehat atau tidak. Keuangan keluarga yang sehat artinya jumlah pemasukan lebih besar dari pada pendapatan. Menurut beberapa financial planner yang saya ikuti jumlah hutang/cicilan tidak melebihi 30% dari pendapatan perbulannya dan memiliki dana darurat. Selain mengetahui kondisi keuangan, membuat rincian tersebut juga akan memudahkan untuk perencanaan pemeliharaan aset, menentukan jumlah zakat yang perlu di keluarkan pertahunnya dan melakukan analisis terhadap investasi yang dilakukan.

Sekian yang dapat saya sampaikan, semoga mendapatkan manfaat dari tulisan ini dan terimakasih sudah berkunjung :). Yuk saling sharing pengalaman bagaimana sahabat-sahabat semua mengelola keuangan agar efektif dan efisien, dan bagaimana cara mengontrol diri untuk tidak belanja pada hal-hal yang sebetulnya tidak dibutuhkan.
Nuryanti Dewi Jayanti
Hi, welcome to my blog! I'm Nur, this is my personal blog about lifestyle. I hope you enjoy to read my post :)

Related Posts

17 comments

  1. Hmmm aku masih dalam tahap menstabilkan diri perihal: keinginan vs kebutuhan, karena kayaknya ini yang jadi biang kerok di aku seberapa detail nya pun perencanaan keuangan yang aku bikin hihi. makasih sudah sharing ya mbaak <3

    ReplyDelete
  2. Thanks for sharing mbaa..
    Alhamdulillah, udah cukup konsisten mencatat cashflow, sedang dalam tahap memikirkan rancangan pengelolaan keuangan untuk kebutuhan masa depan. Bagi yang sudah menikah pasti lebih rumit ya mba dibanding kalau masih single hehe

    ReplyDelete
  3. Dana darurat ini emang penting terutama di masa2 yang sering banyak kejutan seperti sekarang. Jazakillah sharingnya ya mba.

    ReplyDelete
  4. Cara ngerem keinginan berbalut kebutuhan ala aku sih menutup Mata dari godaan marketplace mb😂, semua Makin dlm kondisi logout, jd ga Ada promo atau gatel pen liat mp😜

    ReplyDelete
  5. Jazakillah khair mbaa atas sharing byaaa

    ReplyDelete
  6. Keuangan keluarga yang sehat artinya jumlah pemasukan lebih besar dari pada pendapatan. 👈 maksudnay apa mba ?
    Brarti kalau hutang lebih dari 30% jumlah pemasukan tidak sehat ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ooh iya ada typo mbaa. Maksudnya pemasukan lebih besar daripada pengeluaran :)
      Betul mba, menurut beberapa financial planner yang saya ikuti hutang maksimal 30 % dari pemasukan perbulannya

      Delete
  7. jazakillah khayr sharing ilmunya, mbak 🤗💛

    ReplyDelete
  8. biar ga belanja hapus semua app onlineshop hehe
    kalo memang perlu belanja telusuri aja dr mrs.google, buat aku sih membantu karena terkadang pas bengong mau apa, klik-klik deh hp, terus terkliklah app yang "tidak penting itu" jadinya terpeson terbayang2 wkwkwk
    terus aku juga ngontrol dirinya dengan "Pikirkan 7hari 7malam kali 24 jam. kalo perlu dan mendesak, silahkan, kalo tidak lupakan"

    ReplyDelete
  9. Masih belajar terus mba soal managemen keuangan ini, kadang suka khilaf belanja padahal nggak penting-penting banget dan belum butuh

    ReplyDelete
  10. Sebagai jomblo yang gak banyak mikirin keuangan, harus banyak belajar nih sebelum nikah.. karena gak cuman ngurus diri sdri lagi, tapi ada banyak org. tulisannya bagus banget.. barakallah.. jazakillah khairan

    ReplyDelete
  11. Aku belum apa-apa 😥. Makasih sharingnya Nur 😉

    ReplyDelete
  12. Agak macet jg sih urusan cashflow...pdhl pernah belajar akuntansi, tpi blm bisa praktek sendiri di rumah...hehehe

    ReplyDelete
  13. Aku pun masih belajar terus nih mba, slama ini aku pake aplikasi money manager lmayan membantu jdi tau pengeluaran dah brpa jdi bisa rem2 terus deh

    ReplyDelete
  14. Makasih sharingnya mbak... Harus lebih disiplin lagi nih pengelolaan keuangannya termasuk cash in & cash out-nya masih banyak yg harus dibenahi.

    ReplyDelete
  15. wah terimakasih referensi bukunya yaa.. jadi pengen beli deh, hehe..

    ReplyDelete

Post a Comment